Rabu, 25 November 2009

Pengalaman Konyol Selama Tinggal di Jepang (bagian 3)

Saat hendak memasuki musim dingin di Jepang seperti sekarang ini, dimana suhu udaranya sangat menusuk tulang, saya jadi teringat beberapa pengalaman yang konyol yang pernah saya alami. Mengakhiri musim gugurnya di bulan November, Jepang akan segera memasuki musim dingin. Di musim dingin ini, salju akan turun di beberapa daerah tertentu seperti daerah utara Jepang atau daerah-daerah di sebelah barat seperti Fukui, Ishikawa, Toyama, dan Niigata yang menghadap ke Laut Jepang. Daerah-daerah itu dipisahkan dengan daerah lainnya oleh gunung-gunung tinggi. Di daerah ini, biasanya salju akan menumpuk sampai ketebalan 50 cm lebih. Sebaliknya, daerah di sisi Samudera Pasifik, lebih hangat dengan langitnya yang senantiasa cerah. Suhu di daerah Tokyo pada musim ini rata-rata berkisar 5 derajat Celsius, sedangkan di daerah utara seperti Hokkaido bisa sampai 0 derajat Celcius, bahkan di bawahnya.

Alasan-alasan seperti itulah yang biasanya membuat masyarakat Jepang, terutama yang ada di daerah ekstrim memiliki budaya yang unik untuk beradaptasi dengan cuaca yang buruk seperti itu. Jepang punya suatu budaya mandi yang disebut "onsen". Orang Jepang punya kebiasaan mandi tidak menggunakan gayung dan menyiram tubuh dengan air yang ada di bak mandi, atau menggunakan shower seperti kita orang Indonesia. Kalau mandi, orang Jepang lebih suka berendam di sebuah bak yang disebut "ofuro". Mereka biasanya akan berendam setiap sore atau malam ketika pulang kerja atau aktifitas seharian. Mereka suka berendam di dalam ofuro yang sudah ada air hangat di dalamnya.

Apalagi ketika akan masuk musim dingin seperti sekarang ini, biasanya orang Jepang akan ramai-ramai mengunjungi tempat-tempat pemandian umum untuk berendam air hangat langsung di sumber mata air yang hangat. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas tadi, orang Jepang punya sebuah budaya mandi di sumber air hangat yang disebut "Onsen". Onsen menjadi kenikmatan tersendiri bagi masyarakat Jepang terutama di musim dingin. Saat itu, tempat-tempat pemandian umum akan sangat ramai didatangi warga.

Saya sebagai mahasiswa asing waktu itu pun lumayan penasaran juga sama yang namanya "onsen". Tak lama kemudian kebetulan Yoshida, teman sekaligus tetangga kamar saya di asrama mengajak untuk pergi ke tempat pemandian. Waktu itu yang ada di bayangan saya adalah sama seperti tempat-tempat pemandian air hangat seperti yang ada di Indonesia. Kita bisa berendam di dalam kolam yang dialiri air hangat langsung di kaki pegunungan. Wah... sepertinya menarik sekali. Apalagi waktu itu adalah musim dingin yang pertama kali saya rasakan setiba di Jepang. Rasanya lumayan sulit juga untuk beradaptasi dengan udara sedingin itu. Walaupun saya juga sudah pernah merasakan suhu udara dingin di beberapa tempat camping di Indonesia, tapi suhunya masih kalah ekstrim dengan yang saya rasakan di Jepang pada waktu itu. Oleh karena itu saya putuskan untuk pergi bersama Yoshida dan Ando (teman sekamar saya, karena saat tinggal di asrama, satu kamar diisi oleh 2 orang). Tadinya kami akan pergi berlima, dengan 2 orang lagi adalah teman saya sesama orang Indonesia yang sedang studi S2 di Kyodai, tapi mereka menolak tidak mau ikut dengan alasan sedang banyak tugas. Tapi anehnya, ketika saya tawari untuk pergi bersama, mereka kok malah tertawa cekikikan. Tapi pas saya tanya alasannya kenapa sih kok malah ketawa? Mereka bilang "tidak ada apa-apa kok, sudah pergi aja sana!". Lho... saya pikir, aneh dan mencurigakan juga nih.

Akhirnya kami bertiga pergi dari Shugakuin ke tempat pemandian. Kami naik JR (Japan Railway) lalu dilanjutkan dengan shuttle bus ke lokasi pemandian. Tak lama, kami pun tiba di lokasi. Keadaan tempat pemandian saat itu ramai sekali, karena waktu itu hari libur. Banyak anak-anak bersama ayah dan ibunya yang pergi bersama ke tempat itu. Beruntung sekali Ando mau mentraktir kami bertiga untuk membayar tiket masuknya. Lalu kami pun mengantri untuk membeli tiket masuk.

Setelah cukup lama mengantri karena kondisinya waktu itu ramai sekali, akhirnya kami pun bisa masuk ke lokasi pemandian. Setelah masuk pintu utama, kami langsung menuju ke ruang ganti. Ada dua ruang ganti utama, untuk pria dan wanita. Setelah lewat pintu masuk, yang laki-laki belok ke lorong sebelah kanan, sedangkan yang wanita belok ke kiri, tak peduli apakah mereka satu keluarga baik ibu dengan anaknya atau ayah dengan anaknya, yang jelas selama jenis kelaminnya berbeda harus berpisah sampai di lorong itu. Hmmm... sampai sana saya cukup takjub juga. Ternyata sampai sebegitu ketatnya peraturan di sana. Tapi di lain pihak mengundang kecurigaan juga, kenapa sampai sebegitunya?

Saya, Yoshida, dan Ando masing-masing memesan kamar ganti. Tak lama kemudian Ando dengan suaranya yang nge-bass mengetuk pintu kamar ganti saya.

"tok..tok..tok... Dimas-san... Dimas-san... kamu sudah selesai?" (percakapan ini, juga seluruh percakapan lainnya dalam tulisan ini sebenarnya menggunakan Bahasa Jepang, supaya tidak repot menerjemahkan jadi sudah saya terjemahkan ke Bahasa Indonesia).

"oke.. oke.. sebentar lagi.." jawab saya.

Setelah mengganti pakai celana renang dan mengemasi seluruh barang ke dalam ransel, saya pun bergegas keluar kamar ganti.

"Oh My Goooddd!!!" Betapa terkejutnya saya melihat Ando dalam keadaan telanjang bulat tanpa pakaian sedikitpun.

"Ando-saaaannn... apa kamu gila tidak pakai pakaian begitu?" Teriak saya ke Ando dengan nada penuh keheranan.

"Hahaha..." Ando malah tertawa.

"Hey... cepat pakai celananya". Saya kembali teriak ke Ando.

Lalu tak lama kemudian, Yoshida datang menghampiri kami berdua.

"Ada apa kalian ini?" tanya Yoshida.

Saya langsung menengok ke arah suara Yoshida yang tepat ada di belakang saya.

Owww tidaaakkkk!!! Ternyata Yoshida juga telanjang, pemirsa!

Waduuuhhh.... ini orang-orang pada kenapa?" tanya saya dalam hati.

Kemudian Yoshida menjelaskan, "Hey Dimas-san, kalau mau mandi di sini ya memang harus telanjang. Tidak boleh pakai celana atau pakaian apa pun. Memang begitu aturannya."

"Haahhh???  Apa kamu bercanda? Yang benar saja, masak ada aturan seperti itu?" tanya saya tidak percaya.

"Iya memang begitu aturannya, memangnya kenapa? Kamu tidak bisa?" Jawab Ando.

Ah... tapi saya tidak percaya dengan yang dikatakan Ando dan Yoshida. Tadinya saya malas dan ingin pulang saja. Tapi sayang juga sudah jauh-jauh ke sini kalau terus pulang. Akhirnya saya putuskan untuk pergi ke pemandian dengan mereka berdua. Tapi saya masih mengenakan celana renang saat itu. Saya berjalan di depan mereka berdua, karena rasanya nggak banget deh ngelihatin mereka berdua telanjang dari belakang.

Sesampainya di pintu masuk pemandian, saya lihat memang banyak orang di sana, dan semuannya telanjaaaang!!! Ya Allah... eneg banget ngelihatnya!!! Dari mulai anak-anak, bapak-bapak, sampai kakek-kakek semuanya telanjang!

Haduh... langsung ill feel rasanya waktu itu. Saya langsung teringat dengan 2 teman saya yang sewaktu diajak tadi langsung menolak. Pantas saja mereka menertawai saya, ternyata mereka sudah tau kalau mau mandi onsen itu memang harus telanjang. Seberapa ngototnya kita untuk pakai celana sekalipun pasti akan dilarang oleh petugasnya. Tapi mereka tidak mau memberi tau saya sewaktu masih di asrama tadi. Huh... memang dasar itu mereka berdua mau ngerjain saya tuh!
Dan benar saja, setibanya di pintu masuk kolam pemandian, saya langsung diingatkan oleh penjaga pemandian agar melepaskan celana saya. Pastinya saya tidak mau lah. Tapi si penjaga itu berkeras juga meminta saya melepaskan celananya. Kemudian saya coba tanya ke petugas itu alasannya kenapa semua pengunjung tidak boleh berpakaian kalau mau masuk kolam? Tapi si penjaga hanya menjawab, "itu sudah budaya". Ya Allah... masak ada sih budaya kayak begitu?" tanya saya dalam hati.

Karena suasananya yang memang sudah tidak enak lagi, maka saya memutuskan untuk pulang saja. Saya pamit ke Ando dan Yoshida, bilang bahwa saya tidak jadi berendam. Yah tau sendiri lah... masak harus telanjang? No Way..!!!

Lalu karena mereka berdua merasa kasihan, akhirnya mereka pun sama-sama tidak jadi berendam. Tapi sepanjang jalan saya jadi objek ledekan mereka berdua. Bagi mereka sikap saya itu aneh, dan menurut mereka telanjang di onsen itu biasa. Walah... nggak ngerti saya bagaimana cara berpikirnya mereka atau orang Jepang yang lainnya. Walaupun antara laki-laki dan perempuan tempatnya dipisah, tapi kan tetap saja risih. Hiiii.... nggak deh! Mulai saat itu saya kapok tidak akan pergi ke pemandian air hangat lagi.

*) Bagi yang belum baca bagian 1 - 2, link-nya ada di bawah sini nih:

bagian 1 klik di sini
bagian 2 klik di sana

19 komentar:

  1. =_=a
    ternyata benar yang ada di cerita komik2...=..="

    BalasHapus
    Balasan
    1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.

      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


      KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.


      Hapus
  2. hihihihihi..kupikir cuman di Austria yg suka ber-TLg ria...

    BalasHapus
  3. walah... di aussie juga tho mbak?
    parah..parah...

    BalasHapus
  4. kya... untung nya di Taiwan enggak.. qeqeqe :P

    BalasHapus
  5. huakakakakakakakakakakaaaaa!!!!!!

    makanya, sering-sering baca kobo-chan.

    BalasHapus
  6. *ketawa2 di angkot*

    Lah,di komik kan sering tuh kak, pemandian ya begitu. Meski sesama jenis,tetep aja aurat

    BalasHapus
  7. huhuhu... pada cekikikan nih baca ini...
    tapi tak ape la... memang dibuat untuk membuat anda semua tertawa!
    hohoho

    BalasHapus
  8. awas chan... dikira ada gangguan mental..
    xixixixi... ^__^ v

    BalasHapus
  9. hohoho,,gakpapa kak,,untung aku milih duduknya tadi di depan,,cuma sendiri jadi ga disangka macem2 :p

    BalasHapus
  10. jahahahaha.....mantap....coba boleh bawa kameraaa

    BalasHapus
  11. whaaaaa....muatep yo pengalaman,,,bcnya sieh was2 klo k2 jg bakal ngelepas celana,,tpi syukurlah Alhamdulillah,,,

    BalasHapus
  12. Haha blog kamu lucu bgt!
    Udh bc ya part 1 ma 2
    Tp yg bkin aku geli berhari2 yang paspoto itu hahaia
    Temen2 aku juga ketawa semua
    Ah gomen2
    Hihi
    Mereka pede bgt yak telanjang di onsen
    Bukannya ada yang pakai handuk ya?
    Haha saya ga tau
    Sayang bgt t tiket onsennya

    BalasHapus
  13. gan sikap orang Jepang ke orang Indo umumnya seperti apa ? katanya orang jepang tidak suka orang asing terutama Asia tenggara.
    My blog

    BalasHapus
  14. Pengalaman masuk onsen, pas masuk ko kita karena baru jadi merasa risih tapi orang Jepangnya cuek-cuek aja. Cerita hidup di Jepang saya tuangkan dengan belajar blog di https://robbymardiansyah.blogspot.co.id/
    visit onegaishimasu..

    BalasHapus