Jumat, 10 Desember 2010

Standar Gaji di Jepang VS Biaya Hidupnya

"Data pribadi yang paling tidak ingin diketahui oleh orang lain kalau pria adalah penghasilan, sedangkan wanita adalah alama”, demikian hasil survey yang diumumkan oleh Nihon RSA pada tahun 1998. Tetapi, besarnya gaji di Jepang mungkin adalah salah satu hal yang menarik untuk diketahui, terutama mereka yang ingin bekerja di Jepang. Saya mau ngasih informasi tentang berapa gaji macam-macam pekerjaan di jepang.

1. Perdana Menteri (41.65) = Rp 4,165 miliar/tahun

2. Menteri (30.41) = Rp 3,041 miliar /tahun

3. Anggota Parlemen (22.28) = Rp 2,228 miliar/tahun

4. Pengacara/”bengoushi” (21.01) = Rp 2,101 miliar/tahun

5. Pilot (17.13) = Rp 1,713 miliar/tahun

6. Dokter (12.27) = Rp 1,227 miliar/tahun

7. Professor (11.53) = Rp 1,153 miliat/tahun

8. Associate Professor (9.17) = Rp 917 juta / tahun

9. Polisi (8.40)= Rp 840 juta / tahun

10. Wartawan (7.82)= Rp 782 juta / tahun

11. Guru SMA (7.41) = Rp741 juta/ tahun

12. Pegawai Pemda (7.28) = Rp 728 juta/ tahun

13. Guru Sekolah Kejuruan (5.38) = Rp 538 juta / tahun

14. Perawat (4.64) = Rp 464 juta/ tahun

15. Salaryman (4.39)= Rp 439 juta/tahun

16. Programmer (4.12)= Rp 412 juta/tahun

17. Guru TK (3.28)= Rp 328 juta/tahun

18. Supir Taxi (3.06)= Rp 306 juta /tahun

1. Gaji di Jepang umumnya dihitung berdasarkan pendapatan kotor per tahun (“nenshu”, 年収), sebelum dikurangi dengan pension (“nenkin”,年金), asuransi (“hoken”,保険) dsb.

2. Pendapatan pertahun (年収) terdiri dari dua komponen : gaji (“kyuuyo”,給与) + bonus (“shouyo”, 賞与). Besarnya bonus tidak seragam. Ada yang besarnya tiga kali pendapatan per bulan, dua kali, atau tidak sama sekali.

3. Besarnya gaji dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain lama kerja dan usia.

4. Ada beberapa sumber mengenai gaji berbagai profesi di Jepang. Data di bawah berasal dari majalah President bulan Desember 2005 yang dikutip di situs Ini . Angka yang tercantum di dalam kurung adalah rata-rata pendapatan per tahun (bukan per bulan), dalam satuan juta yen. Hanya sebagian data saja yang ditampilkan. Sayang saya belum membaca artikel aslinya, sehingga tidak tahu secara detail bagaimana survey itu dilakukan.

Ini baru gaji bersih gan belom di tambah gaji kotor, kalo udah ditambah bakalan 3x lipat kali.

Kurs yang saya pakai Rp 100 = 1 Y

Padahal data di atas nilainya bisa lebih tinggi, soalnya:

5. Data dari NTA (National Tax Agency) menyebutkan bahwa pada tahun 2005, banyaknya orang yang memiliki penghasilan di Jepang dan bekerja selama 1 tahun adalah 44.94 juta orang. Rata-rata pendapatan mereka sebesar 4.37 juta yen (dalam satu tahun). Pekerja pria 27.74 juta orang dan rata-rata penghasilannya 5.38 juta yen. Sedangkan wanita, 17.20 juta orang dan rata-rata penghasilannya 2.73 juta yen.

6. Rata-rata penghasilan part time job (arubaito) : 966 yen (Juni 2006).

7. Sekedar referensi saja, beasiswa Monbukagakusho per bulan untuk tahun finansial 2007/2008 sekitar 134 ribu yen (S1) dan 172 ribu yen (S2 dan S3), berarti per tahun 1.7 juta (S1) dan 2.1 juta (S2). Beasiswa ini adalah jumlah bersih yang diberikan kepada siswa untuk hidup sehari-hari (membayar sewa apartemen, makan, minum, dsb.), di luar uang kuliah. Hanya saja beasiswa ini tidak dianggap sebagai penghasilan, dan pelajar dianggap zero income, sehingga tidak dikenakan pajak penghasilan.

8. Angka di atas kalau dikonversikan ke rupiah akan terkesan sangat besar. Tetapi hal ini tidak lantas berarti menggambarkan taraf kemakmuran seseorang dari sudut pandang Indonesia, demikian pula sebaliknya. Untuk memberikan gambaran yang tepat dan fair, perlu ditambahkan informasi living cost di negara tersebut. Hal ini karena terdapat perbedaan signifikan pada living cost antara keduanya. Saya pernah ditanya oleh teman Jepang mengenai besarnya gaji di Indonesia. Jawaban sederhana adalah dengan mengkonversikan angka tersebut ke yen. Orang Jepang yang mendengarnya akan terkejut, karena gaji sebesar itu tidak akan cukup dipakai hidup di Jepang. Tetapi saat saya jelaskan bahwa biaya hidup di Indonesia sangat jauh berbeda dengan di Jepang, baru teman saya tersebut memahaminya.

9. Berkaitan dengan point 8 di atas, salah satu parameter yang sering dipakai untuk mengukur tingkat standard hidup adalah Engel’s coefficient. Engel’s Coefficient didefinisikan sebagai prosentase penghasilan yang dipakai untuk belanja kebutuhan primer pangan (飲食費) terhadap total pengeluaran bulanan. Semakin rendah nilainya, berarti semakin tinggi tingkat standard hidupnya.

Biaya Hidup di Jepang

Tempat Tinggal (untuk sendirian):
Sewa Apartemen per bulan ¥75.000= Rp 7.500.000
Rekening Air Bulanan ¥3.000= Rp 300.000
Rekening Gas Bulanan ¥2.500= Rp 250.000
Rekening Listrik Bulanan ¥5.000= Rp 500.000
Rekening Telepon Bulanan ¥2.000= Rp 200.000

Makanan & Minuman:

Nasi Kari (1 porsi) ¥743= 74.300
Burger di McDonald's ¥100= 10.000
Mie Ramen (1 mangkuk) ¥586= 58.600
Mie Ramen Instan (77g) ¥145=14.500
Bento - makan siang (1 kotak) ¥545= 54.500
Pizza (1 porsi ukuran medium) ¥2.000= 200.000
Air Minum Mineral (2.000 ml) ¥136= 13.600
Starbucks latte/cappuccino ¥350= 35.000
Coca-Cola (355ml) ¥120 =12.000
Es Krim (120ml) ¥268= 26.800
Susu (1,000 ml) ¥212= 21.200
Coklat (65g) ¥106= 10.600
Pisang (1kg) ¥235= 23.500
Jeruk (1kg) ¥377= 37.700
Roti Tawar ¥150= 15.000

Lain-Lain:

Langganan Internet ¥4.000= 400.000
1 Tiket Nonton Bioskop ¥1.800= 180.000
Pulsa Ponsel/Hape Bulanan ¥4.500= 450.00
Sewa DVD (1 film baru per hari) ¥500= 50.000
Sewa DVD (1 film lama per minggu) ¥350= 35.000
1 Tiket Subway ¥160 - ¥300= 16.000-30.000
Potong Rambut ¥2.500=25.000
Detergen (1kg) ¥328= 32.800
Kertas Toilet ¥250= 25.000
Obat Flu ¥1,545= 154,5 (paling murah)
Sikat Gigi ¥100= 10.000
Pasta Gigi ¥250= 25.000

Jadi tips agar bisa survive di Jepang

1. Carilah tempat tinggal di daerah pinggiran Tokyo


Di Haramachi Meguro ada tempat seperti kos-kosan yang bisa kamu sewa sekitar ¥30.000 per bulan. Hanya 1 kamar sempit. Tanpa WC. Tanpa apa-apa. Atau ada juga yang tipe asrama dimana kamu berbagi kamar dengan 4-5 orang lainnya.

2. Jangan sering-sering cari hiburan


Kalau kamu mau jalan-jalan jauh, kamu pasti mengeluarkan ongkos kereta api. Atau kalau kamu jalan kaki, kamu pasti cepat lelah dan harus makan di luar. Ini adalah pengeluaran yang tidak perlu. Cari hiburan atau makan di restoran tentu saja boleh, asal jangan keseringan

3. yang paling penting - carilah teman seperjuangan yang bisa diajak susah bareng.

Tokyo adalah tempat yang sangat menggiurkan untuk menghamburkan uang, jadi berhati-hatilah. Dengan adanya teman yang bisa diajak susah bareng dan seneng sendiri-sendiri, beban biaya hidup kamu pasti bisa berkurang.

Biaya sewa tempat dibagi dua, tagihan listrik dan air dibagi dua, sampai ke sikat gigi yang dipakai berdua .

Jadi murah kan? hehehe...


Makanan yang mereka jual biasanya makanan tradisional Jepang , bir dan sake. Yatai ini bisa ditemukan hampir di semua daerah di Jepang, namun Fukuoka menjadi tempat yang paling terkenal akan Yatai ini. Biasanya makanan yang mereka sajikan adalah Yakitori, Oden dan Hakata Ramen yang merupakan makanan kebanggaan bagi masyarakat di Fukuoka.


Makan di Yatai ini menjadi sebuah alternatif yang bagus daripada makan di restoran apabila memperbandingkan harga, karena makan di yatai ini relatif lebih murah dibandingkan dengan makan di restoran. Bagaimana dengan tingkat kebersihan makanan nya? Jangan khawatir,karena yatai ini sudah mendapat izin mengenai kebersihan nya dari pemerintah kota.

Rabu, 17 November 2010

Yokoso Japan!

http://japanologi.multiply.com/
ini adalah blog khusus yang saya buat dimana isinya berupa tulisan-tulisan informasi seputar pendidikan di Jepang. Masih belum terlalu banyak tulisannya, tapi semoga bisa membantu menambah referensi. Silahkan mampir... :)

Rabu, 03 November 2010

Keranjangkecil : Cerita terbuang tentang Jepang

http://www.eonet.ne.jp/~limadaki/budaya/jepang/
link reference yang bagus buat teman-teman yg ingin tahu informasi seputar Jepang. Tulisannya orisinil, unik, dan menarik untuk dibaca. Oh iya... ada juga tulisan saya yang nyangkut di sana. Hehehe...

Senin, 25 Oktober 2010

hampir 100.000. Visitor counternya udah gak muat! (˘o˘")>

Tinggalkan Karier Anda dan Jadilah Seorang Ibu Rumah Tangga

Ternyata inspirasi bukan lah sebuah hal yang sulit dicari, bahkan seorang dosen pun dapat membuat cerita yang begitu menginspirasi

kami...

 

Waktu itu, datang seorang mahasiswi kepada seorang dosen, dia menghampirinya dengan wajah yang muram, kemudian berkata, "Pak,

beasiswa Program Magister dan Doktor saya lolos".

 

Hanya itu saja kata-kata yang keluar dari mulutnya, tanpa diikuti ekspresi apapun dari wajahnya... mengingat di luar sana berjuta - juta orang memimpikan pencapaian ini.

 

Sang dosen tertegun, kemudia dia berkata, "Bagus donk dek, kamu bisa bikin bangga banyak orang, dan itu merupakan jalan hidup yang sangat baik. Lalu apa yang membuat kamu terlihat bimbang dek."

 

Akhirnya mahasiswi itu bercerita kepada sang dosen. "Pak, sekolah hingga S2 dan S3 merupakan cita-cita saya sejak kecil, ini adalah mimpi saya, tidak terbayangkan rasa bahagia saya saat memperoleh surat penerimaan beasiswa ini.... Tapi pak, saya ini akhwat, saya wanita, dan saya bahagia dengan keadaan ini.. Saya tidak memiliki ambisi besar, saya hanya senang belajar dan menemukan hal baru, tidak lebih.. Saya akan dengan sangat ikhlas jika saya menikah dan suami saya menyuruh saya untuk menjadi ibu rumah tangga.. Lalu, dengan semua keadaan ini, apa saya masih harus sekolah?? saya takut itu semua menjadi mubazir, karena mungkin ada hal lain yang lebih baik untuk saya jalani."

 

Pak dosen pun terdiam, semua cerita mahasiswinya adalah logika ringan yang sangat masuk akal, dan dia tidak bisa disalahkan dengan pikirannya... Dosen itu pun berfikir, memejamkan mata, menunggu Allah SWT membuka hatinya, memasukkan jawaban dari pertanyaan indah ini...

 

Dan jawaban itu datang kepadanya, masuk ke dalam ide nya.... Pak dosen berkata seperti ini kepada mahasiswinya.. "Dek, sekarang

bertanyalah kepada hati kecil mu, apa dia masih menginginkan dirimu untuk melanjutkan pendidikan ini hingga puncak nanti.." ..

 

Sang mahasiswi bingung, dia menunduk , air mata turun dari kedua matanya, seakan dia merasakan konflik hati yang sangat besar ... yang saling ingin meniadakan..

 

Dosen itu melanjutkan nasehatnya.. "Dek, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S3 dan mendapat ilmu darinya?"

 

"Sejak saya kuliah di ITB , Pak." Jawab sang gadis.

 

Kemudian dosen itu melanjutkan ,"Ya dek, betul, saya pun demikian, saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini.. Tapi dek, coba adek fikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan menyapih rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan kau lahirkan nanti."

 

itulah jawaban Allah SWT melalui pak dosen.... Mahasiswi itu tersadar dari konflik panjangnya, dan ia tersenyum bahagia, sangat bahagia, air matanya menjadi air mata haru, dan ia berdiri, mengucapkan terima kasih nya kepada sang dosen, dan berkata ,

 

"Pak, terima kasih, akan saya lanjutkan pendidikan ini hingga tidak satupun puncak lagi yang menghalangi saya."

 

Betapa hidup itu sangat berarti, dan jadikan ia bermakna.. Bukan uang yang nanti akan membuatmu bahagia, tetapi rasa syukur mu lah yang akan menjadi kebahagiaan yang hakiki,.


*) Berdasarkan cerita dari Dr. Hermawan Dipojono. Lecturer of Physics Engineering, ITB.

Minggu, 17 Oktober 2010

Mengenal Orang Prancis si Asterix

Prancis... oh Prancis, sudah lumayan lama juga saya ada di tempat Napoleon Bonaparte dibesarkan ini. Walau belum genap satu tahun tapi sudah cukup memberikan kesan. Sayangnya, sekian lama berada di sini, ini baru lah tulisan kedua yang saya tulis tentang Prancis di blog ini. Kalau bukan karena tuntutat profesi pekerjaan untuk meningkatkan level pendidikan, tentulah saya tidak berada di sini. Huah... banyak unek-unek yang ingin ditumpahkan. Ada yang menyenangkan, tapi banyak juga yang tidak mengenakkan.

Hmmm... Baiklah, kita mulai saja ceritanya. Pertama mari kita bercerita tentang orang Prancis. Masalah paling besar yang saya alami adalah beradaptasi dengan orang-orang di sekitar. Kenyataannya, mereka (orang Prancis) diibaratkan "bukan ikan dan bukan juga burung", bukan Latin ataupun Anglo-Saxon. Maksudnya? Yah intinya mereka merupakan perpaduan dari banyak budaya. Dari bangsa Latin mereka mewarisi keromantisan, sebagian ciri wajah, agama, kecintaan akan intrik, serta kecenderungan untuk korupsi dan melanggar hukum. Dari bangsa Anglo-Saxon mereka mewarisi sebagian ciri wajah, sebagian besar budaya, dan kepandaian berdagang yang sayangnya dihambat oleh naluri untuk memperdebatkan segala hal.

Pernah nonton film Asterix and Obelix kan? Baik yang kartun ataupun yang drama sama saja. Kalau kita coba perhatikan, karakter Asterix itu sama persis dengan orang Prancis kebanyakan! Kemiripan dengan kelucuan Asterix si Orang Galia dan temannya Obelix tidak hanya bersifat sementara dan direka-reka; orang Prancis malah sangat mencintai tokoh kartun yang sangat mencerminkan sifat mereka dulu dan sekarang ini.

Orang Prancis sangat yakin akan sebuah ungkapan "L'exception francaise", artinya pengecualian orang Prancis dalam politik dan budaya. Mereka sungguh-sungguh percaya bahwa mereka memiliki sesuatu yang diajarkan kepada dunia, tanpa harus belajar apa pun. Kira-kira sifat apa yang paling pantas disandang mereka dari sikap tersebut di atas? Ya... tentu saja sombong! Orang Prancis sering sekali menunjukkan sikap sombong yang bisa membuat jengkel orang asing (saya salah satunya).

Orang Prancis juga malas belajar Bahasa Inggris. Awalnya saya kira alasannya karena jiwa nasionalisme yang begitu tinggi. Tapi setelah diamati lebih dalam, ternyata alasannya bukan hanya sekedar itu. Bermula dari perasaan "dijadikan korban" dan serangan terus-menerus dari negara-negara berbahasa Inggris dengan bahasa mereka yang mendunia. Orang Prancis merasa berhak mengeluh bahwa bahasa Inggris terlalu dominan sebagai bahasa dunia. Tapi mereka juga tidak menyampaikan argumen yang meyakinkan bahwa bahasa Prancis layak menggantikan dominansi bahasa Inggris.

Mungkin perlu kita ketahui juga alasan mengapa kira-kira mereka bersikap sombong terhadap orang asing. Hal ini sebenarnya dikarenakan rasa takut mereka terhadap orang-orang asing yang ada di Prancis. Orang Prancis itu perfeksionis, mereka sangat jaim dan tidak mau bertindak bodoh di hadapan orang asing. Saya pernah baca sebuah polling di surat kabar Prancis tentang pendapat mereka tentang perbandingan jumlah orang Prancis dan orang asing di negaranya. Ternyata 60 % penduduk Prancis menganggap jumlah orang asing di Prancis terlalu banyak, sedangkan 40 % nya menganggap dirinya sedikit rasialis.

Nah, jelas kan, kalau mereka juga bersikap rasialis. Bagaimana kita bisa mengajak mentalitas seperti itu untuk berpikir logis? Jawabannya: Kita tidak bisa. Kita harus menghadapi orang Prancis dengan tenang, mempertimbangkannya dengan saksama, dan mencoba lebih peka. Orang Prancis butuh waktu yang sangat lama untuk mengenal dan menerima pendatang baru, baik sesama Prancis ataupun orang asing.

Mencari orang "biasa" di Prancis sama tidak mudahnya dengan di negara lain. Mereka umumnya bersifat kolot dan meyakini kuat nilai-nilai "tradisional" keluarga, rumah, dan negara makmur yang melindungi serta murah hati pada rakyatnya. Orang Prancis biasanya sangat tertutup dan tidak ingin mengungkapkan diri melebihi yang diperlukan. Kehidupan pribadi adalah kehidupan pribadi, dan gaya hidup serta hubungan tidak dipandang sebagai topik diskusi umum.

Orang Prancis sangat individualis. Mereka menghindari aktivitas organisasi dan hanya sibuk memikirkan urusan pribadi. Orang Prancis menyebut prinsip ini dengan "Chacun pour soi, atau versi yang lebih populer disebut Chacun defend son bifteck", yang terjemahan bebasnya "setiap orang memikirkan dirinya sendiri". Sisi negatif sifat orang Prancis yang sering mengejutkan orang asing adalah sikap mereka yang tidak toleran, khususnya terhadap metode atau cara berpikir non-Prancis. Patriotisme mereka sulit sekali dibedakan dengan sikap membenci non-Prancis, sikap merendahkan orang asing.
Mengkritik dan mengeluh merupakan hobi tingkat nasional, dan mereka mahir menghakimi peristiwa yang sudah terjadi.

Tapi sebenarnya di balik sifat negatif mereka, banyak juga sifat positifnya. Semangat orang Prancis dalam memperjuangkan gagasannya patut diacungi jempol. Bakat hebat yang mendadak muncul entah dari mana dalam bidang bisnis, olahraga, ataupun seni, membuat orang Prancis dikagumi dan disenangi. Meskipun adakalanya sikap individualis menjadi kekurangan terbesar mereka, difat ini juga menjadi kelebihan terbesar mereka dalam memberikan warna Prancis sejati di tengah standardisasi yang semakin menguat dalam Uni Eropa. Kesimpulannya, meskipun orang Prancis terkesan sombong, mereka sebenarnya menyambut baik orang asing yang berusaha berbicara kepada mereka dalam Bahasa Prancis dan berusaha memahami budaya Prancis.

Kamis, 30 September 2010

Sepertinya saya perlu waktu lama untuk mengubah jiwa Musashi menjadi Napoleon Bonaparte. (=..=)"

Selamat Menempuh Hidup Baru

Sembilan puluh sembilan mahasiswa Indonesia akan berangkat ke Jepang pada awal bulan Oktober 2010 untuk melanjutkan pendidikan mereka di berbagai bidang sebagai Penerima Beasiswa Pemerintah Jepang (Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology-MEXT/Mombukagakusho).

Pada tanggal 30 September, bertempat di Kedutaan Besar Jepang, telah diselenggarakan
acara pemberangkatan bagi para penerima beasiswa pemerintah Jepang. Dalam acara
tersebut Duta Besar Jepang untuk Republik Indonesia Kojiro Shiojiri juga hadir untuk
memberikan dukungan semangat kepada para mahasiswa.

Sembilan puluh sembilan mahasisa penerima beasiswa yang berangkat ke Jepang terdiri dari :

(1) Research Students : 82 orang Program penelitian sebagai mahasiswa pasca sarjana, setelah lulus ujian masuk para mahasiswa dapat melanjutkan ke jenjang Master/Doktor.

(2) Japanese Studies Students : 7 orang Program penelitian di universitas selama 1 tahun, ditujukan bagi mahasiswa yang khusus mempelajari bahasa dan budaya Jepang.

(3) Teacher Training Studies : 6 orang Program penelitian di universitas selama 6 bulan, ditujukan bagi pengajar pendidikan tingkat dasar dan menengah.

(4) Young Leader’s Program : 4 orang Program yang bertujuan untuk mendidik pemimpin masa depan dengan tugas belajar jenjang Master.

Penerima Beasiswa Pemerintah Jepang, tiap tahun dibagi dalam 2 kali keberangkatan, yaitu
bulan April dan bulan Oktober dan jumlah mahasiswa penerima beasiswa yang berangkat
termasuk 83 orang mahasiswa pada bulan April lalu, menjadi 182 orang mahasiwa.

Selamat menempuh hidup baru untuk para kohai dan senpai semua...
Jangan lupa tanah air setelah selesai menimba ilmu di negri Samurai yah!
Kita bangun Indonesia ADIL dan SEJAHTERA!
Hwehehehe....

Selasa, 28 September 2010

Jalan-Jalan ke Luar Angkasa Silaturahim dengan Alien (bagian 1)

Hey.. hey.. siapa dulu yang waktu kecil suka berkhayal bahwa di tahun 2000 itu kita sudah punya teknologi yang super canggih. Yah... maklum lah... soalnya saya kan produk keluaran pertengahan tahun 80-an gitu, jadi saat sedang masa asik-asiknya berkhayal itu adalah sekitar tahun 90-an. Waktu itu saya sering berkhayal bahwa tahun 2000 kita sudah punya mobil yang bisa terbang, motor bisa terbang, rumah-rumah bentuknya seperti kapsul besar, pembantu rumah tangganya pake robot canggih yang sangat mirip manusia. Mirip seperti yang ditampilkan di film-film fiksi ilmiah seperti Star Trek dimana tiap makhluk penghuni di seluruh galaksi alam semesta dapat saling berhubungan. Orang Bumi bisa ketemuan sama orang Mars, atau dari planet di sistem tata surya yang lain. Wah... keren... hahaha!

Oops... bentar-bentar, jadi keceplosan ngomongin adanya makhluk lain yang hidup selain di Bumi nih. Hehehe... ngomongin yang satu ini saya yakin masih banyak pro dan kontra. Ada orang yang percaya dan ada juga yang nggak. Yah... hak masing-masing sih, silahkan saja mau percaya apa nggak! Tapi kalau saya pribadi sih, PERCAYA! We are not alone in the universe. Ehemmm... mudah-mudahan sudah mulai hot nih pembahasannya.

Okay saya mengerti kalau ada beberapa orang yang tidak percaya bahwa kemungkinan ada makhluk hidup lain selain yang ada di Bumi. Orang-orang biasa menyebut mereka dengan "alien". Artinya adalah "makhluk asing". Tapi kalau saya sih terus terang agak kurang setuju dengan penyebutan alien. Sebab kalau disebut makhluk alien, seolah-olah seperti ada makhluk lain selain manusia, malaikat, jin, hewan, dan tumbuhan. Padahal, kalau merunut di Al-Qur'an, yang namanya makhluk Allah ya hanya tergolong apakah dia manusia, malaikat, jin, hewan, atau tumbuhan saja, gak ada yang namanya alien. Tapi ya karena orang sudah lebih akrab dengan istilah itu, ya sudah lah... asal jangan dikaburkan saja maknanya.

Sekarang mari kita mulai cerita kali ini dengan penggambaran sebesar atau seluas apa sebenarnya alam semesta kita ini.

Yuk kita lihat dan baca terjemahan Al-Qur'an dari surah Ath-Thalaq ayat 12. Sengaja di sini saya mengutip terjemahan ayat dari beberapa sumber agar bisa dibandingkan antara satu terjemahan dengan terjemahan yang lainnya.

1. Terjemahan Departemen Agama RI:

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu."

2. Dari http://etext.virginia.edu:
"Allah is He Who created seven heavens, and of the earth the like of them; the decree continues to descend among them, that you may know that Allah has power over all things and that Allah indeed encompasses all things in (His) knowledge."

3. Terjemahan Bahasa Inggris:
"GOD created seven universes and the same number of earths. The commands flow among them. This is to let you know that GOD is Omnipotent, and that GOD is fully aware of all things."



Jarak bumi dan matahari kurang lebih 149.680.000 atau hampir 500 detik perjalanan cahaya yang mendekati 300 ribu km per detik. Tapi kalau dibandingkan dengan naik bus jurusan Jakarta - Surabaya yang suka ngebut dengan kecepatan 100 km per jam biar di belokan dan bukan tol, waktu tempuhnya lebih dari 62 ribu hari atau 170 tahunanlah. Itupun kalau bus nya nggak mogok, nggak ada macet atau kecelakaan yang mengorbankan penumpang.

Bayangin deh, Nyaris segala bentuk kehidupan yang ada di bumi ini ditentukan oleh kehadiran matahari yang besarnya juga hampir 1.000.000 kali ukuran bumi. Yang perlu diketahui juga, matahari hanyalah 1 bintang dari jutaan trilyun bintang yang ada di alam semesta. Tau nggak luas alam semesta yang saat ini diketahui berapa luasnya? Ternyata ukurannya sejauh 78 milyar tahun cahaya. Itu artinya jarak yang dapat ditempuh oleh berkas cahaya dalam waktu 78 milyar tahun. Kalau kecepatan cahaya sendiri adalah 300.000 km/detik. Nah silahkan hitung sendiri deh berapa jaraknya!

Oke mungkin kita semua bingung akan besaran angka yang ditulis di atas. Otak kita tidak terbiasa membayangkan besaran atau seberapa luas kah yang namanya 78 milyar tahun cahaya itu. Jadi kalau gitu sekarang mari kita bikin lebih simpel. Tahun 1995, teleskop Hubble pernah merekam gambar selama 10 hari ke salah satu bagian sudut luar angkasa. Hasilnya adalah sebuah gambaran yang luar biasa mengenai Jagad Raya. Ribuan galaksi terpampang pada gambar tersebut. Kira0kira sekitar 3.000 galaksi ditampakkan dari hanya satu sudut angkasa saja, yang sebelumnya tampak kosong belaka.

Kita tinggal pada sebuah planet, satu di antara 8 buah yang terdapat di Tata Surya kita (Pluto sudah dianggap bukan planet anggota sistem Tata Surya Bima Sakti lagi). Planet-planet itu mengelilingi sebuah bintang (matahari). Bintang atau matahari kita terletak pada galaksi 1 di antara 500 milyar bintang-bintang lain yang ada pada Galaksi Bima Sakti.

Gambar di bawah ini adalah gambar paling jelas yang pernah diambil oleh teleskop Hubble adalah gambar Galaksi Spiral yang ada di gugusan Ursa Mayor. Sebuah Galaksi yang mirip dengan Galaksi kita. Setiap titik cahaya yang tampak di sana adalah bintang. Sebagian lebih besar dan sebagian lain lebih kecil dari matahari kita, namun semuanya adalah bintang. Banyak di antara bintang-bintang tersebut memiliki planet-planet yang mengitarinya. Melihat gambar ini, ide bahwa planet Bumi mungkin merupakan satu-satunya planet di Jagad Raya yang terdapat kehidupan justru terdengar aneh! Yang tampak justru adalah;sepertinya ada banyak planet yang mungkin mirip dengan planet kita. Galaksi kita, hanya 1 di antara banyak galaksi dalam kelompok lokal kita. Dan terdapat banyak, sangat banyak galaksi.


Saat kita memandang ke angkasa, kita hanya bisa melihat sekitar 3.000 bintang di langit malam yang cerah. Dengan begitu, akan mudah menganggap semua itulah yang ada. Jagad Raya bahkan kedengarannya tidak terlalu besar. Foto 'Bagian Dalam' yang diambil teleskop Hubble telah bisa memberikan sedikit gambaran mengenai beberapa besar kira-kira Jagad Raya kita. Tapi ceritanya nggak berhenti sampai di sana lho!

Selanjutnya, bulan September 2003, Teleskop Hubble mengambil gambar lagi. Kali ini, ia menyoroti sisi lain dari Jagad Raya dan merekam gambar selama kira-kira 11 hari. Menggunakan peralatan deteksi, serta filter yang diperbarui, dan kali ini kita mendapat gambar yang seperti ini:



Gambar di atas yang disebut dengan gambar Ultra Dalam. Untuk menunjukkan bagian paling jauh yang pernah kita amati di Jagad Raya. Lebih dari 10.000 galaksi terfoto dalam gambar ini. Tiap-tiap titik, berkas, maupun goresan-goresan tipis adalah GALAKSI. Dan pada tiap bagian titik-titik ini terdapat berjuta-juta bintang. Setiap bintang punya kemungkinan memiliki planet-planet yang mengelilinginya. Begitu juga setiap planet punya kemungkinan untuk terdapat kehidupan. Itulah yang sesungguhnya kita lihat. Pada saat kita tatap bagian langit yang tampaknya kosong belaka, angka tadi adalah jumlah galaksi dalam satu gambar. Ini merupakan gambaran dari 78 milyar tahun cahaya. Sebuah gambaran mengenai betapa kecilnya kita sesungguhnya.

(masih bersambung loh... )

Rabu, 15 September 2010

Selama Ini Kita Telah "Ditipu" Oleh Otak Kita Sendiri

Untuk mulai membahas, maka kali ini akan saya awali dengan sebuah pertanyaan, "Pernahkah kawan-kawan berpikir bahwa apa yang ada di sekeliling kita itu tidak lebih hanya sekumpulan ilusi yang dibentuk oleh otak kita?"

Apa yang akan saya jelaskan sebenarnya sudah tercantum dengan sangat gamblang dalam Al-Qur'an. Di beberapa ayat, Allah SWT memberi petunjuk bahwa dunia ini hanyalah ilusi, sesuatu yang fana dan tidak absolut, sesuatu yang menipu dan penuh senda gurau, dan penggambaran-penggambaran lainnya yang semakna.

Setidaknya saya menemukan ada beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang mempertegas pernyataan di awal tadi. Bahwa dunia dan segala yang ada di dalamnya tidak lebih hanyalah tipu daya belaka! Berikut ini adalah beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang menjelaskan tentang hal tersebut:


1. Al-Qur'an menyebutkan bahwa kehidupan di dunia tidak lebih hanya main-main dan senda gurau semata:

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (QS. Al-An'Am: 32)

"Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia...." (QS. Al-An'am: 70)

"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut: 64)

"Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu." (QS. Muhammad: 36)


2. Al-Qur'an menyebutkan bahwa kehidupan di dunia adalah tipuan semata:

"Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayat Ku dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata: "Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri", kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al-An'am: 130)

"(yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka...." (QS. Al-A'raf: 51)

"Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia..." (QS. Al-Jatsiyah: 35)

"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.  Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadid: 20)


3. Peringatan Allah agar manusia tidak terpedaya dengan kehidupan dunia:

"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah." (QS. Al-Fathir: 5)

"Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun.  Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah." (QS. Lukman: 31)


Tanpa perlu saya cantumkan kembali ayat-ayat tersebut di tulisan ini, saya yakin banyak orang yang sudah mengetahui akan hal itu. Hanya saja sayangnya kebanyakan orang pemikirannya terhenti hanya sebatas pada sisi ke-fana-an duniawi saja. Sisi yang saya maksud tersebut adalah lebih pada sisi zuhudnya saja. Banyak orang yang akhirnya menyikapi ayat-ayat tersebut dengan hidup yang sederhana saja (karena memang Allah katakan bahwa kehidupan dunia itu hanya tipu daya belaka), tetapi tanpa pernah memikirkan lebih lanjut sebenarnya apa yang Allah maksud dengan "kehidupan dunia yang menipu, memperdaya, senda gurau, dan main-main" tersebut. Padahal jika saja kita mau merenungkan dan memikirkan lebih dalam, niscaya kita bisa temukan jawaban secara pendekatan ilmiahnya. Penjelasan secara ilmiah yang inilah yang saya maksud akan sulit difahami atau bahkan dipercaya seperti yang telah saya katakan di awal.

Fakta mencengangkan mengenai hal ini semuanya bermula ketika atom dan permodelan strukturnya ditemukan. Dulu manusia mengira bahwa atom adalah penyusun materi yang paling kecil. Namun, penelitian terbaru di awal abad ke-21 ternyata menghasilkan fakta baru. Atom bukan penyusun materi yang paling kecil, melainkan masih ada lagi unsur penyusun atom yang ukurannya pasti jauh lebih kecil daripada atom itu sendiri.
Partikel penyusun atom itu lah yang disebut dengan quark. Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa atom adalah suatu molekul/zat dasar penyusun materi. Materi apa pun itu, pasti tersusun atas kumpulan atom-atom. Dalam satu molekul atom, bisa tersusun dari beberapa partikel proton, elektron, dan neutron. Partikel-partikel dalam satu molekul atom tersebut terus berrevolusi mengelilingi inti atom sesuai pada orbitnya masing-masing, sama seperti halnya planet-planet dalam sistem galaksi Bima Sakti berrevolusi mengelilingi Matahari. Karena partikel-partikel dalam atom tersebut yang terus berputar mengelilingi inti atom, maka dapat kita ketahui bahwa di antara partikel-partikel dalam atom tersebut sebenarnya hanyalah ruang-ruang kosong. Sama halnya ketika kita membayangkan pergerakan planet di sistem Tata Surya kita. Antara planet Bumi dengan planet Venus tentunya dipisahkan oleh ruang hampa, bukan?! Hal ini lah yang selanjutnya masih menjadi pertanyaan besar dalam bidang fisika quantum. Bagaimana mungkin sebuah atom yang sebenarnya terdiri dari ruang kosong mampu membentuk materi yang berwujud cair, padat, atau gas?

Namun, pertanyaannya ternyata tidak berhenti sampai di sana. Jika memang atom-atom penyusun materi tersebut adalah suatu ruang kosong, maka bagaimana mungkin kita dapat merasakan keberadaan materi tersebut? Agar lebih jelas, mari saya gambarkan lewat sebuah contoh berupa meja. Meja tentunya merupakan wujud suatu materi. Sebagaimana telah dijelaskan tadi, bahwa setiap materi tersusun atas atom. Dalam atom sendiri sebenarnya terdapat ruang-ruang kosong yang memisahkan antara satu partikel dengan partikel lain. Tapi pada kenyataannya sekarang, lewat kumpulan atom yang tidak lain hanya ruang-ruang kosong tersebut kita bisa memegang, melihat, dan merasakan bahwa meja itu memang benar ada dan masif. Padahal sebenarnya bukan kah meja tersebut terkumpul dari atom-atom yang memiliki ruang yang kosong? Lalu bagaimana mungkin sekumpulan atom-atom yang memiliki ruang kosong tersebut dapat membentuk sebuah wujud materi yang padat seperti meja?

Sebenarnya hal itu bisa terjadi dikarenakan apapun yang kita persepsikan sebagai "dunia luar", sebenarnya merupakan serial dari sinyal-sinyal elektrik semata. Yang saya maksud dengan "dunia luar" adalah segala sesuatu yang ada di luar kita atau lingkungan sekitar kita. Coba kita ambil contoh "penglihatan". Kita bertanya "bagaimana kita bisa melihat?" Jawaban gampangnya tentu "karena adanya mata". Padahal jawaban yang sebenarnya tidak segampang itu.

Kita bisa melihat benda itu dikarenakan serangkaian proses yang terjadi di dalam mata dan otak kita sendiri. Pertama, berkas cahaya yang dinamakan foton masuk ke mata kita setelah memantul dari benda yang tersinari cahaya. Selanjutnya foton-foton tersebut akan dikonversikan ke dalam sinyal-sinyal listrik dan dibawa ke otak kita dalam bentuk ini. Jadi, apa yang sampai ke mata kita sebenarnya bukanlah foton-foton dari objek yang kita lihat, melainkan sinyal-sinyal yang dihasilkan dari reaksi foton yang mengenai lapisan tertentu dari mata. Dengan kata lain, pusat penglihatan yang ada di dalam otak tidak memproses cahaya dari objek, melainkan justru copy/salinan dari cahaya tersebut lah yang sudah berbentuk sinyal-sinyal elektrik. Saat kita bilang "saya sedang melihat benda ini", kita sebenarnya tidak sedang melihatnya. Apa yang kita lihat adalah sinyal-sinyal elektrik yang menggambarkan objek/benda tersebut di dalam otak kita. Apa pun yang kita lihat, termasuk alam semesta, sebenarnya hanya melalui pusat penglihatan kita yang ukurannya hanya beberapa centimeter persegi saja!!!

Dengan demikian, bisa dikatakan kalau sebenarnya kita bukan melihat dengan mata, tapi justru dengan pusat penglihatan kita. Ini bertentangan dengan pendapat yang diketahui selama ini. Sebab terbukti, tidak ada cahaya yang masuk ke otak. Otak kita selalu dalam keadaan gelap. Kita dapati hasilnya selalu nihil cahaya, meskipun saat itu orang yang bersangkutan sedang memandang matahari secara langsung. Pantulan cahaya dari benda yang kita lihat tidak pernah masuk dan sampai ke otak sama sekali. Kesimpulannya, otak tidak pernah melihat objek itu sendiri, namun otak hanya mempersepsikan sinyal elektrik dari objek yang dilihat.

Seorang ilmuwan, Bertrand Russle, dalam bukunya The ABC of Relativity memberi contoh berikut:

"Pendapat awam membayangkan bahwa ketika kita melihat meja, kita melihat meja. Ini adalah delusi kasar. Ketika awam melihat meja, sebuah gelombang cahaya mencapai mata, kemudian diasosiasikan dengan sensasi sentuhan dalam pengalaman sebelumnya, dan juga dari pengakuan orang lain yang juga melihat meja itu, maka dianggaplah bahwa kita bisa benar-benar menemukan meja (jika memang meja itu ada). Kejadiannya adalah: Gelombang cahaya menyentuh mata, menimbulkan keadaan tertentu di mata kita. Keadaan itu kemudian menyebabkan keadaan-keadaan lain di dalam otak kita, dan kemudian kita menyangka melihat meja, meskipun sebenarnya mungkin saja keadaan-keadaan itu dapat terjadi tanpa benar-benar ada meja di sana."

Proses mendengar juga tidak berbeda dengan yang lain. Gelombang bunyi mencapai telinga kemudian dikonversikan ke dalam sinyal-sinyal elektrik dan dibawa oleh sel saraf ke pusat pendengaran. Sebagaimana dengan mekanisme 'melihat' tadi, yang  sampai ke otak adalah sinyal-sinyal elektrik yang merupakan copy gelombang bunyi tadi.

Fakta yang berhubungan dengan penglihatan ini ternyata juga sama pada indera-indera yang lain. Kita mencium sinyal-sinyal elektrik, mendengar sinyal-sinyal elektrik, termasuk kita mengecap sinyal-sinyal elektrik saat makan.

Sejauh ini, jelaslah bahwa semua objek yang kita lihat, sentuh dan raba, cuma sinyal-sinyal yang diproduksi dan diinterpretasikan di dalam otak kita.

Dengan demikian, "dunia luar" yang diperkenalkan kepada kita oleh indera kita, adalah sekumpulan copy berbentuk sinyal elektrik semata. Otak kita, sepanjang hidupnya, memproses dan mengevaluasi copy-copy ini.

Kita selama ini percaya bahwa kita terhubungkan dengan objek yang "sesungguhnya", tapi ternyata kita hanya berhubungan dengan copy dari image-image objek. Tanpa kita pernah tahu apakah objek/benda itu memang benar-benar ada !!!

Pembahasan kita tidak berhenti hanya sampai di sini. Jika sekarang telah terbukti bahwa apa yang kita lihat, dengar, pegang, dan kecap dengan seluruh indera kita ternyata tidak lebih dari sekumpulan sinyal-sinyal elektrik yang dipersepsikan oleh otak. Lalu bagaimana sebenarnya dengan otak kita sendiri? Bukan kah otak kita juga merupakan wujud dari objek/benda/materi?

Sebagai ilustasi, sekarang mari kita anggap bahwa kita dapat memanjangkan saraf-saraf antara mata dengan pusat penglihatan di otak kita. Lalu kita dapat mengeluarkan otak kita tepat di depan mata kita dengan kondisi saraf-saraf penghubung organ mata dengan otak masih berfungsi normal. Bukankah dengan begitu kita juga dapat melihat otak kita sendiri? Dengan demikian, sama halnya dengan benda-benda atau materi yang lainnya. Otak kita juga memang tidak berbeda dengan materi yang selama ini kita lihat atau indera. Otak juga adalah materi yang terlihat seolah-olah memiliki wujud seperti yang kita lihat.

Dengan demikian semakin jelas, bahwa apa yang kita lihat, cium, rasakan, dengan segala indera yang kita miliki dalam tubuh sebenarnya tidak lebih daripada interpetasi otak sendiri terhadap benda-benda tersebut. Kita tidak pernah tahu secara pasti bagaimana sebenarnya wujud atau keberadaan benda-benda di sekitar kita karena yang kita lihat adalah hanya bentuk intepretasi dari otak. Secara sederhana dapat kita anggap bahwa dalam otak telah dimuat segala macam informasi yang mirip seperti sebuah super komputer yang sangat canggih. Di dalamnya terdapat berbagai macam data dan software yang sewaktu-waktu dapat kita panggil atau tampilkan sesuai dengan yang kita inginkan. Allah lah yang membuat dan mendesain software, data-data, serta segala sesuatu yang terkait dengannya, sedangkan kita hanya bisa menggunakan tanpa bisa mengubah. Dengan demikian, tentu kita hanya tahu sebatas apa yang telah ada dalam desain tersebut, tanpa pernah tahu proses kerja pembuatan software tersebut, apalagi ada rahasia apa di baliknya. Sebagai contoh lagi, kita melihat bahwa batu itu bentuknya ada yang lonjong, bulat, atau kisut karena memang otak kita menerjemahkan bahwa bentuk batu tersebut seperti itu. Tapi sekali lagi, tanpa kita pernah tahu apakah bentuk original dari batu itu memang seperti itu?! Bahkan secara ekstrim dapat juga saya simpulkan bahwa sebenarnya bukan kita yang ada di dalam alam semesta, melainkan alam semesta lah yang ada di dalam otak kita! Otak kita sendiri lah yang selama ini menciptakan berbagai intepretasi tentang "dunia luar" yang ada di sekitar kita.

Rasanya hampir lucu sekali ketika saya katakan bahwa selama ini kita hidup dalam dunia yang sebenarnya dibentuk oleh otak kita sendiri. Tapi memang begitulah fakta yang sebenarnya terjadi.

Jika sampai penjelasan sekarang ini kita berkesimpulan bahwa otak, sang penerjemah "dunia luar", juga merupakan bagian dari "dunia luar" itu sendiri, lantas siapakah sebenarnya yang dapat melihat, mencium, memegang, meraba, mendengar, tanpa melalui indera dalam tubuh kita? Dia tentu adalah sebuah zat yang tidak tergolong materi, sosoknya absolut, dan bersumber dari kekuatan Ilahiah. Itulah ruh. Nyawa kita sendiri. Ruh yang telah Allah tiupkan sejak usia ke-4 bulan kita dalam kandungan ibu kita. Itu lah sosok yang sebenarnya ada dan bersifat kekal.

Senin, 31 Mei 2010

Ritual Menyambut Pembunuhan yang Dilakukan Yahudi

Untuk kesekian kalinya Israel memamerkan arogansinya di depan hidung dunia internasional. Misi kemanusiaan di bawah bendera Freedom Frotilla di atas kapal Mavi Marmara menuju pelabuhan Ghaza diserang tentara Israel. Menurut data yang beredar, 19 relawan dunia meninggal, dan sekitar 30-an lainnya terluka. Aksi seperti ini bukan sekarang saja. Sudah menjadi “ritual” Israel, menumpahkan darah manusia secara zhalim, sambil menari-nari memamerkan tawanya yang busuk.

Seperti biasa pula, publik dunia segera mengutuk aksi Israel, mengecam keras, melancarkan demo besar-besaran, menggalang dana bantuan kemanusiaan, merencanakan pertemuan DK PBB, menyiapkan resolusi khusus –yang pasti akan ditolak Amerika-, dan lain-lain. Israel mempunyai ritual khusus untuk membunuhi manusia, sementara kita juga mempunyai “ritual khusus”, yaitu melakukan demo, mengecam, mengutuk, dan seterusnya.


Setelah dikecam dunia habis-habisan, biasanya Israel akan diam untuk sementara. Kera-kera Yahudi itu biasanya akan menghentikan serangan, sambil menunggu suasana tenang di dunia internasional. Kalau masyarakat dunia sudah tenang kembali, sudah enjoy dengan dunia bola, rokok, film, pornografi, seks bebas, main facebook, main tweeter, dll. kawanan kera itu akan membuat lagi aksi-aksi kekerasan yang lain. Mereka tidak akan berhenti membunuhi manusia, wong itu sudah menjadi ritual mereka. Dan Ummat Islam pun untuk ke sekian kalinya akan membuat “ritual penyambutan” semacam demo, mengecam, mengutuk, bakar bendera, diskusi, debat internet, mengumpulkan sumbangan, dan seterusnya.

Hal-hal begini sudah terjadi berkali-kali, puluhan kali, bahkan ratusan kaki. Resolusi PBB yang “dikentuti” oleh bangsa kera itu ada sekitar 400-an. Artinya, sebanyak itu mereka melakukan “ritual” pembununuhan, dan sebanyak itu pula kita melakukan “ritual penyambutan”. Mungkin, sudah saatnya dilakukan kerjasama harmonis antara bangsa monyet Israel dengan Ummat Islam dalam “melakukan ritual” ini. Biar ritual kedua belah pihak bisa berlangsung indah, berkesan, dan penuh pesona. Allahu Akbar, laa haula wa laa quwwata illa billah.

Kaum Muslimin selama ini seperti tidak memfungsikan akalnya ketika menghadapi segala kebrutalan bangsa monyet dan babi, Israel. Kok mau-maunya kita dijadikan seperti kerbau yang dicocok hidung oleh Israel? Mereka tak henti-hentinya melakukan aksi kekerasan, sebenarnya untuk mempermainkan kita, menghina kita, dan menginjak-injak kepala kita. Di sisi lain, aksi-aksi kekerasan itu sangat mereka butuhkan untuk MENGATUR SKENARIO SEJARAH agar searah dengan misi yang mereka susun.

Ummat Islam sedunia selalu bersikap REAKTIF dan setan-setan Yahudi itu tahu karakter tersebut. Maka kita terus diprovokasi untuk melakukan reaksi demi reaksi. Ujungnya nanti, kita terjebak dalam permainan Yahudi terlaknat itu, lalu mengabaikan MISI ISLAMI yang seharusnya kita bangun. Demi Allah, sekarang ada tragedi Mavi Marmara. Nanti ke depan akan menyusul lagi tragedi-tragedi yang lain.

Modusnya sama persis. Israel akan melakukan aksi-aksi kekerasan yang bisa mengundang perhatian publik dunia (minimal dunia Islam). Setelah melakukan aksi, akan datang “ritual penyambutan” dari kaum Muslimin, berupa kecaman, kutukan, demo, mengumpulkan sumbangan, bakar bendera, seruan boikot produk, dll. Setelah ritual ini selesai, masyarakat dunia akan sibuk lagi dengan bola, film, rokok, pornografi, seks bebas, karier, jabatan, diskusi internet, pemilu, pilkada, dll. Setelah kita lengah dan sibuk, Israel akan mengulang lagi membuat aksi kekerasan. Begitu saja terus, sampai berlaku sebuah ungkapan, “Kambing congek pun tidak akan menanduk batu sampai dua kali.”

Disini ada beberapa poin penting yang perlu direnungkan:

1. Mengecam, mengutuk, demo, dan sebagainya, semua itu terbukti tidak efektif. Berapa ratus kali Ummat ini sudah mengecam, mengutuk, berdemo, lalu bagaimana hasilnya? Apakah Israel peduli dengan demo-demo itu?

2. Andaikan kita mengutuk Israel hari ini, maka bangsa itu sudah merasa terkutuk sejak jaman Musa As masih ada. Mereka berkali-kali dikutuk di jaman Musa, mereka dikutuk oleh lisan Dawud dan Isa As, bahkan Rasulullah Saw menjelaskan arti kata “al maghdhubi ‘alaihim” (yang dimurkai Allah) dalam Surat Al Fatihah, adalah bangsa Yahudi.

3. Andaikan kita heran dengan keberanian Yahudi dalam menantang dunia internasional, maka Al Qur’an sejak lama sudah memberitahu kita, bahwa Yahudi itu berani menantang Allah. Mereka berani mengatakan “Yadullahi magh-lulah” (Tangan Allah terbelenggu). Kalau kepada Allah saja mereka berani, apalagi kepada manusia biasa? Apalagi kepada orang Indonesia yang sering terkena sindrom “hangat-hangat tai ayam”? Kita selama ini “dikencingi” oleh babi-babi Yahudi itu.

4. Andaikan kita heran melihat Yahudi yang sangat sering melanggar hukum internasional, resolusi PBB, konvensi Jenewa, dll. maka Al Qur’an telah menjelaskan bahwa dulu kaum Bani Israil sering melanggar janji-janjinya kepada Allah. Termasuk ketika mereka berjanji, lalu Allah angkat bukit Tursina di atas kepala mereka. Tetap saja semua janji itu dikhianati. Tidak ada janji yang tidak dikhianati Yahudi, selain janji mereka untuk memuaskan hawa nafsu mereka sendiri.

5. Anda mungkin heran dengan kebrutalan Yahudi dan kesadisan mereka terhadap kaum Muslimin Palestina. Tetapi Al Qur’an memberitahu kita, bahwa kaum Yahudi ini sering membunuhi nabi-nabi yang diutus di tengah mereka. Di jaman Musa As saja, mereka hampir membunuh Nabi Harun As, karena beliau melarang mereka menyembah sapi betina. Jadi apa yang aneh dari kekejaman, kebrutalan, kesadisan Yahudi? Mungkin kita saja yang sering melupakan pesan Al Qur’an.

6. Yahudi melakukan aksi-aksi kekejaman bukan tanpa maksud. Apakah mereka sebodoh itu, melakukan aksi-aksi kekerasan tanpa tujuan? Tujuan Yahudi jelas. Mereka ingin memperlihatkan dirinya sebagai bangsa yang kuat, hebat, pemberani, perkasa, militan, sangat tegas, keras, pembunuh yang efektif, prajurit-prajurit yang gagah, alat-alat senjata lengkap, dan seterusnya. Dalam militer hal ini kerap disebut dengan ungkapan, show of force. Atau untuk menimbulkan efek detteren. Dengan segala aksi-aksi itu Yahudi ingin mengirim pesan kepada dunia, bahwa diri mereka besar, kuat, dan menakutkan. (Dalam Surat Al Anfaal, kita diperintahkan untuk membuat persiapan, sehingga dengan persiapan itu kita bisa menakut-nakuti musuh Allah. Hal yang sama dilakukan Yahudi terhadap masyarakat dunia, khususnya terhadap Ummat Islam. Hanya kita saja yang tidak menyadarinya).

Coba perhatikan pernyataan menarik yang disampaikan oleh PM Palestina, Al Ustadz Ismail Haniyah, ketika beliau mengomentari serangan monyet-monyet Yahudi ke kapal Mavi Marmara. Beliau menegaskan, bahwa bangsa Palestina tidak merasa aneh melihat kelakuan Yahudi itu. Kebrutalan seperti itu sudah sering mereka lakukan dan diulang-ulang terus. Jika kemudian kawanan monyet-monyet liar itu menyerang missi kemanusiaan, ia tidak aneh. (Apalagi dalam ideologi Yahudi, yang dianggap manusia adalah mereka sendiri. Selain Yahudi, dianggap binatang. Di mata Yahudi, missi Freedom Frotilla bukan dianggap misi kemanusiaan, tetapi “misi kebinatangan”).

Untuk menghadapi Yahudi sudah tidak jamannya mengecam, mengutuk, atau demo. Itu sudah terlalu kuno. Yang perlu dilakukan kaum Muslimin adalah melawan Yahudi, mematahkan mereka, memerangi mereka, atau setidaknya melemahkan kekuatan mereka. Jangan lagi mengutuk, sebab tanpa dikutuk pun, Yahudi sudah dikutuk oleh Allah sejak jaman Musa As.

Kalau ada korban, kerugian, kematian, kerusakan, atau apa saja yang diakibatkan oleh ulah Yahudi, kita jangan merasa aneh. Sudah menjadi tabiat khas Yahudi, membuat kerusakan di muka bumi. Paling usaha yang bisa dilakukan atas korban-korban dari pihak kaum Muslimin: mendoakan yang wafat agar mendapat mati syahid, mendokan yang terluka agar segera disembuhkan oleh Allah, mendoakan yang rumahnya hancur agar segera diganti oleh Allah dengan karunia yang lebih baik; menasehati mereka agar bersabar menghadapi anjing-anjing Yahudi; membantu mereka dengan bantuan-bantuan kemanusiaan yang kita mampu berikan.

Pertanyaannya, mengapa usaha-usaha Ummat Islam selama ini seolah buntu sama sekali ketika menghadapi segala invasi dan kebrutalan Yahudi terlaknat itu?

Ini pertanyaan menarik. Jumlah Ummat Islam sedunia, kalau dikurangi jumlah orang Syi’ah dan Ahmadiyyah, sekitar 1 miliar manusia. Jumlah Yahudi hanya sekitar 6 sampai 10 juta jiwa. Perbandingan sekitar 100 : 1. Ummat Islam 100, Yahudi hanya 1. Dengan perbandingan yang tidak manusiawi ini, nyatanya kaum Muslimin kalah terus melawan bangsa babi itu. Berarti disini ada masalah serius yang menghinggapi kaum Muslimin sedunia. Nah, masalah apakah itu?

Setidaknya ada 3 masalah utama kaum Muslimin dewasa ini. PERTAMA, mereka tidak menegakkan Dua Kalimat Syhadat secara benar dan konsisten. Ini problem asasinya. KEDUA, mereka berpecah-belah dalam ikatan nasionalisme, kesukuan, madzhab fiqih, fikrah diniyyah, manhaj dakwah, dll. Perpecahan ini merupakan konsekuensi dari masalah pertama. KETIGA, Ummat Islam tenggelam dalam kehidupan hedonisme yang memuja-muja dunia dan meremehkan Akhirat.

Ketiga masalah tersebut (dan berbagai masalah-masalah lain) bisa disolusi dengan satu langkah, yaitu: menegakkan Daulah Islamiyyah (Negara Islam). Jika ada Negara Islam yang konsisten melaksanakan amanah Dua Kalimat Syahadat dan serius mengupayakan Persatuan Ummat, niscaya masalah kebrutalan Yahudi bisa diatasi secara nyata. Hanya karena di dunia saat ini tidak ada Daulah Islamiyyah seperti itu, maka kita pun selalu menjadi mainan Yahudi. Jika ada Daulah Islamiyyah yang konsisten dengan Dua Kalimat Syahadat, ia bisa mengumumkan Jihad Fi Sabilillah melawan Yahudi. Kaum Muslimin tinggal berbaris di belakang daulah tersebut untuk menghadang Yahudi.

Tapi masalahnya, di kalangan Ummat Islam sendiri masih banyak yang ketakutan mendengar istilah Negara Islam. Jangankan mau mendukung, menyebut istilah ‘Negara Islam’ saja, mereka sudah gemetar. Termasuk yang gemetar itu adalah anak-anak muda –ikhwan dan akhwat- yang rajin berdemo menentang aksi-aksi kekerasan Israel. Kalau dikatakan kepada mereka, “Solusi untuk menghadapi Yahudi ini adalah dengan menegakkan Negara Islam. Apakah Anda setuju?” Nanti jawab mereka akan muter-muter seperti gasing. Ya akhirnya, mereka berdemo itu hanya sekedar untuk menggelar “ritual penyambutan” belaka, bukan untuk mencari solusi.

Inilah dilemanya Ummat Islam. Ummat kita ini tidak tahan ketika melihat kasus-kasus kekerasan. Tetapi kalau diajak menyelesaikan masalah itu secara tuntas, mereka juga enggan. Sebab di mata mereka, hidup ini harus diisi dengan hiburan-hiburan. Sedangkan kecaman, kutukan, demo, dan lain-lain itu pada dasarnya adalah “hiburan” dalam bentuk yang lain.

Meskipun begitu, kita jangan pesimis. Sesulit apapun kondisi, setiap Muslim harus optimis. Benar memang, semua problema ini berat, rumit, dan melelahkan; tetapi Allah Maha Besar, Keagungan dan Kemuliaan-Nya mengatasi semua problema itu.

Sekali lagi, tidak perlu kita mengecam atau mengutuk Israel. Mereka sudah dikutuk sejak jaman Nabi Musa As. Langkah yang bisa kita tempuh adalah melawan, mematahkan, memerangi, atau melemahkan kekuatan anjing-anjing Yahudi itu. Siapa yang sanggup melawan, lawanlah; siapa yang belum sanggup, bersabarlah. Siapa yang ingin maju duluan, silakan; siapa yang mau bertahan untuk membina kekuatan, silakan. Siapa yang bisa memerangi Yahudi dengan tangan, lakukan; siapa yang bisa memerangi Yahudi dengan uang, lakukan; siapa yang baru sanggup memerangi mereka dengan doa, juga lakukan. Hadapi Yahudi dengan AMAL NYATA, bukan RETORIKA. You know?

Al ‘izzatu lil Islam, wal halakah li –ashabil khinzir wal qiradah- al Yahud laknatullah ‘alaihim. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamiin.

AMW.

Jumat, 28 Mei 2010

Nasib Ilmuwan Indonesia, Terasing di Negeri Sendiri.

Hanya ingin curhat sebagai seorang mahasiswa yang sedang menunaikan tugas belajar negeri asing. Saya seringkali mendapat "cibiran" dari saudara sendiri sebangsa setanah air di dalam negeri. Entah kenapa, tetapi saya merasa ada saja yang memandang sinis bahwa saya seolah-olah sudah tidak peduli lagi dengan negara asal, Indonesia. Beberapa waktu yang lalu ada seseorang yang mengatakan bahwa saya hanya mencari keuntungan dan berorientasi hanya kepada uang. Kalau pun uang bukan lah sesuatu yang layak disebut ukuran, tapi memang kenyataannya sangat berbanding terbalik dengan kemampuan yang kita punya. Oke... mungkin uang atau materi hanya sesuatu yang klise untuk dibahas. Betapa tingginya idealisme mereka yang "mencibir" saya tidak peduli dengan nasib bangsa sendiri hingga berpaling ke lain hati. Hanya satu hal yang saya lihat, mereka bisa berkata begitu tentu karena tidak ada dalam posisi yang sama seperti yang saya rasakan. Siapa pun orangnya, akan sangat mudah mengkritik, dengan kritikan yang terkesan menjatuhkan karena mereka tidak ada dalam sudut pandang yang sama dengan orang yang mereka kritik. Contoh sederhananya adalah seperti penonton/pengamat sepak bola. Begitu asiknya mereka mengomentari kiper bodoh, wasit goblok, striker tidak becus ketika tim jagoan mereka kebobolan goal. Sementara jika mereka sendiri bermain di lapangan belum tentu lah mereka bisa melakukan se-idelal yang mereka bicarakan!

Sekedar sharing saja supaya wawasan kita terbuka (sedikit). Tahukah kamu berapa gaji seorang profesor yang sudah berdinas sekitar 40 tahun, dihitung sejak pertama kali mengajar di perguruan tinggi? Mereja ternyata hanya menerima gaji (pokok) kurang lebih Rp 2,7 juta per bulan, atau lebih sedikit tergantung kepada ukuran keluarga yang masih berada di bawah tanggungannya. Sekiranya sang profesor masih punya tanggungan anak yang kuliah satu atau dua orang, kamu bisa membayangkan betapa sulit baginya untuk mengatur budget rumah tangga. Atau, bahkan tanpa berutang, dapur bisa berhenti berasap, karena pendapatan setiap bulan benar-benar berada dalam sistem ''menghina''.

Bandingkan dengan seorang anggota DPRD di daerah yang punya PAD (Penghasilan Asli Daerah) tinggi, yang menerima gaji sekitar Rp 40 juta per bulan. Tidak peduli apakah anggota ini punya ijazah asli atau palsu yang belum ketahuan, pendapatannya sama. Sehingga pantas lah sangat banyak orang berlomba-lomba ingin jadi wakil rakyat, bahkan ada juga yang sampai menghabiskan uang ratusan hingga milyaran rupiah demi mewujudkan obsesi mereka.

Untuk menandingi perdapatan per bulan anggota DPRD yang (katanya) terhormat ini, seorang profesor harus bekerja sekitar 15 bulan, baru imbang. Inilah panorama kesenjangan yang amat buruk yang berlaku sampai sekarang di Indonesia. Jangankan dengan wakil rakyat dengan PAD tinggi, di daerah minus sekalipun, dengan pendapatan sekitar Rp 5 juta per bulan, seorang profesor botak tidak bisa menandingi.

Memang, ada sejumlah kecil profesor atau doktor yang punya penghasilan tambahan yang cukup tinggi sebagai konsultan, dosen di luar negeri, merangkap jadi anggota DPR, komisaris atau penasihat bank, ikut proyek, atau mengajar di beberapa tempat, dan lain-lain. Tetapi, standar gaji mereka, ya seperti tersebut di atas itu.

Dengan kenyataan seperti itu, mana mungkin seorang profesor punya karier akademik yang menjulang tinggi. Dana untuk beli buku sudah tersedot untuk kepentingan survival, sekadar bertahan hidup untuk kebutuhan sehari-hari sekeluarga.

Tulisan ini tidak ingin memberi kesan bahwa seorang profesor itu perlu diberi perhatian khusus. Sama sekali tidak. Tetapi makhluk yang satu ini, apalagi mereka yang mendapatkan Ph.D di luar negeri, adalah pekerja keras dengan membanting otak selama bertahun-tahun. Tugasnya kemudian adalah untuk turut "mencerdaskan kehidupan bangsa" pada tingkat perguruan tinggi.

Pemegang Ph.D setelah pulang ke Tanah Air tentu harus berpikir keras lebih dulu bagaimana agar rumah tangga bisa bertahan. Bagaimana pun itu adalah hal yang sangat wajar, karena merupakan kebutuhan yang paling mendasar dan lebih prioritas. Urusan beli buku referensi terpaksa menjadi agenda nomor sekian. Padahal tanpa buku dan jurnal, seorang pemegang PhD pasti akan kehabisan stok, tidak bisa meng-update (menyegarkan) ilmunya. Akibatnya, buku-buku terbitan puluhan tahun yang lalu dikunyah lagi untuk bahan perkuliahan.

Dengan kenyataan seperti ini, mana mungkin orang dapat berharap kualitas perguruan tinggi kita akan terbang tinggi dibandingkan dengan mitranya di negara tetangga saja. Kualitas pendidikan kita sudah terlalu jauh di bawah standar, termasuk perguruan tinggi yang biasa disebut sebagai pusat keunggulan.

Dengan rendahnya mutu lulusan kita, akan sangat kecil kemungkinan bangsa ini akan mampu bersaing pada tingkat regional untuk mengisi lapangan kerja yang terbuka lebar sebenarnya. Selain itu, kemampuan bahasa Inggris yang sangat lemah bagi lulusan kita menambah lagi daftar buruk kita untuk mampu bersaing di dunia kerja untuk perusahaan-perusahaan asing di kawasan Asia Tenggara, misalnya.

Sebagai perbandingan, di Malaysia gaji seorang profesor penuh (full professor) hampir dua kali lipat gaji anggota parlemen federal. Di Indonesia gaji seorang anggota DPR pusat sekitar 19 kali lipat gaji seorang profesor penuh per bulan. Maka, orang tidak boleh kaget lagi jika dunia akademik dan keilmuan kita semakin suram dan buram dari waktu ke waktu, sementara dunia politik kita semakin berkibar tetapi kumuh, ditambah lagi masih saja sebagian politisi DPR kita merangkap jadi calo proyek.

Masalah materi atau finansial hanya sebagian kecil dari fenomena betapa banyaknya hal "lucu" yang terjadi di negeri kita ini.

Sepulang studi umumnya para ilmuwan itu sering frustrasi karena pekerjaan mereka tidak ditopang peralatan dan orientasi ke depan. Kalau tidak percaya, silahkan berkunjung ke beberapa lembaga penelitian di Indonesia, fasilitas kerja kurang dan tidak ada dana penelitian, kasihan mereka.

Padahal tahun lalu saja anggaran China untuk mengembangkan bidang iptek mencapai 2 persen dari anggaran nasional mereka, sedangkan Indonesia hanya 0,5 persen. Jangan tanya Jepang dan Korea, mereka di atas 2 persen.

Pengiriman calon ilmuwan dan ilmuwan yang sudah jadi ke luar negeri sangat strategis dalam upaya mendongkrak daya saing bangsa sehingga kelak menjadi motor penggerak dan inovator di berbagai bidang. Namun, ilmu yang diperoleh anak bangsa di luar negeri itu tidak ada artinya jika mereka tidak diberi kesempatan berperan dalam masyarakat. Sehingga akhirnya segelintir ilmuwan ada yang kecewa dengan iklim penelitian di dalam negeri sehingga mereka lebih tertarik untuk tinggal dan bekerja di luar negeri. Tetapi, itu hanya sebagian kecil. Pada sisi lain, hal itu juga memungkinkan bagi anak bangsa terbaik untuk mengharumkan nama negeri kita di luar negeri. Toh, diam-diam mereka tetap menjalin komunikasi dengan sesama ilmuwan di dalam negeri dan memungkinkan transformasi teknologi kok.

Jadi bagaimana sekarang? Tidak malu? Pertanyaan ini sudah tidak relevan lagi untuk Indonesia, sebab peradaban bangsa ini baru sampai sebatas itu. Akan tenggelamkah kita? Semoga tidak! Anak bangsa yang masih punya hati nurani harus bangkit menolong perahu republik ini agar tidak semakin dipermalukan dunia. Semoga saya, Anda, kita semua putra putri bangsa yang saat ini sedang mengemban tugas mulia belajar di negeri orang, menjadi bagian dari pendobrak perubahan di negeri kita tercinta.

Gambaran Pekerjaan di Jepang yang Sebenarnya!

Entah sudah berapa kali saya ditanya teman tentang info bagaimana caranya agar bisa bekerja di Jepang. Yah minimalnya bisa magang gitu lah... Kebanyakan dari mereka yang bertanya seperti itu biasanya niatnya tidak murni untuk bekerja dan cari uang. Hah! saya tahu itu cuma alasan belaka, yang sebenarnya mereka itu ingin merasakan bagaimana tinggal di Jepang. Nonton matsuri, keliling Harajuku, beli manga, beli alat elektronik di Shibuya, dan acara-acara lain yang intinya sebenarnya adalah: JALAN-JALAN alias HURA-HURA!

Mereka tidak pernah tahu bagaimana sebenarnya kondisi di Jepang yang sungguh seperti medan pertempuran. Tentu maksu
d saya bukan seperti perang, tapi suasananya yang begitu ketat dengan persaingan yang sangat ketat juga. Sehingga menyebabkan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa "bertahan". Mirip teori evolusi yang diceritakan Charles Darwin, yang paling kuat lah yang akan bertahan!

Saya juga tidak bisa menyalahkan teman-teman saya tersebut. Lagipula, siapa anak muda Indonesia sekarang yang tidak kebelet pengin ke Jepang sekarang? Hayooo... saya yakin jumlahnya bany
ak sekali kan? Bisa tergambar dari ramainya pengunjung event-event acara Jepang setiap diadakan di berbagai kota di Indonesia, yang kebanyakan anak muda. Hanya saja kebanyakan informasi yang mereka terima adalah segala sesuatu yang enak-enaknya saja tentang Jepang. Negara industri yang begitu pesat teknologinya. Taman kota yang tertata bersih. Sarana transportasi yang teratur dan terjadwal dengan tepat waktu, dll. Itu semua memang kelebihan Jepang yang nyatanya lebih banyak dikenal oleh kita ketimbang sisi negatifnya.

Nah... sebagai gambaran saja, tidak ada salahnya juga kan kalau kita ungkapkan sisi negatif dari Jepang. Khusus kali ini adalah tentang dunia kerja di Jepang. Karena memang sudah terlalu banyak yang bertanya kepada saya tentang hal tersebut. Jadi ya anggap saja sekalian menjawab pertanyaan-pertanyaan itu secara berantai.

Setiap tahun terdapat jutaan mahasiswa yang bersorak gembira ketika mereka dinyatakan lulus dari universitas. Mereka senang karena jerih payah orang tua tidak sia-sia setelah mereka di wisuda mengenakan toga. Sayang sekali... mereka tidak sadar kalau mereka baru saja keluar dari "kandang anak kucing" dan masuk ke hutan belantara yang dipenuhi oleh singa, ular berbisa, mawar beracun, dan banyak lagi yang aneh-aneh.

Menurut survey di Tokyo, orang-orang yang baru lulus kuliah cenderung mengalami tingkat stress yang lebih tinggi jika dibandingkan ketika mereka sedang menghadapi ujian terakhir di kampus.


Kenapa mereka lebih stress? Karena mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan!

Makin hari makin banyak darah segar yang bersaing ketat untuk mendapatkan pekerjaan. Dan ketika saing
an semakin banyak, banyak pula yang rela di gaji rendah, kerja semakin larut, dan tingkat kesehatan yang semakin menurun.

Bangsa yang Suka Menghina Diri Sendiri

Bangsa Indonesia gemar mencemooh bangsa sendiri. Apabila ada insan atau lembaga Indonesia melakukan kesalahan, segera mereka dihujani cemooh bodoh,tidak becus, tidak profesional, buta manajemen, tidak berjiwa entrepreneur, terbelakang, primitif dan aneka ragam caci maki lain. 

Pendek kata, kita gemar mencemooh bangsa kita sendiri sebagai bangsa serba-tidak bisa di samping pemalas dan korup. Sambil mencemooh kita juga gemar membandingkan diri dengan bangsa lain, terutama bangsa negara-negara maju yang selalu dianggap pintar, rajin, tekun, terampil, profesional, unggul manajemen, berjiwa entrepreneur, progresif, modern, visioner, dan aneka ragam pujian setinggi langit ketujuh. Mungkin kita tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa gedung kebanggaan Kota Sydney, Sydney Opera House (SOH), dibangun dengan biaya berlipat ganda melebihi anggaran yang semula dirancang pemda setempat. Eksterior SOH memang memesona dan layak dinobatkan sebagai landmark Kota Sydney,namun interiornya tidak layak dipuji, apalagi dipesonai. 

Di samping terkesan asal jadi, akustik hall utama SOH merupakan salah satu yang terburuk di dunia karena secara akustik tidak layak untuk pergelaran opera, padahal namanya Sydney Opera House! Di samping itu letak lokasi parkir mobilnya tidak manusiawi karena terlalu jauh dari gedung SOH itu sendiri.Belum terhitung berapa korban jiwa berjatuhan pada saat membangun konstruksi atap SOH nan spektakuler tapi sangat berbahaya bagi keamanan bahkan nyawa para pekerja bangunan. Pendek kata,apabila bangunan spektakuler bermasalah itu dibangun di Jakarta, maka pasti pembangunnya, termasuk arsitekturnya, habis dicaci maki sebagai tidak becus, tidak profesional, berbahaya, bahkan korup akibat anggaran terbukti membengkak seperti gajah obesitas sedang menderita sembelit dan beri-beri! 

Anggaran biaya pesawat terbang Concorde,penembus ambang kecepatan suara itu juga tidak kalah menggelembung ketimbang SOH, bahkan belasan kali lipat lebih besar ketimbang anggaran yang semula ditetapkan. Hasil pemasaran penerbangan Concorde juga tidak seperti yang diharapkan, bahkan akhirnya bangkrut. Terbukti kini pesawat supersonik tersebut sudah menjadi sejarah belaka. Andaikata yang merancang dan memproduksi pesawat terbang gagal itu adalah IPTN,apalagi di bawah pimpinan Prof Dr BJ Habibie yang di Eropa dipuja puji sebagai tokoh industri aeronautika itu,pasti habis dicaci maki sebagai tidak becus,tidak profesional, bahkan korup akibat anggaran yang terbukti membengkak seperti perut gajah bunting tua sambil tidak bisa kentut . 

NASA belum lama berselang ini meluncurkan balon raksasa (121 meter!) dengan muatan peralatan teleskop yang khusus dirancang untuk meneropong alam semesta di ketinggian tidak tercapai jangkauan indera lihat manusia di kawasan gurun outback Australia tengah. Ketika baru saja mulai meninggalkan permukaan bumi, mendadak gondola yang bergantung di balon raksasa itu lepas, sehingga teleskop yang juga berukuran raksasa dan luar biasa mahal itu jatuh kembali ke bumi menimpa pagar kawasan parkir mobil di Alice Springs Balloon Launching Centre, di dekat Kota Alice Springs di kawasan gurun Australia tengah. 

Teleskop yang hancur lebur itu bukan kelas sembarangan dan sama sekali tidak murah biaya pembuatannya karena merupakan nuclear compton telescope (NCT), sebuah teleskop berteknologi nuklir karya astronom Steven Boggs dan rekan-rekannya di University of California, Berkeley, California, untuk penelitian sumber-sumber astrofisikal di angkasa semesta. 

Andaikata yang merancang balon raksasa penggendong teleskop raksasa luar biasa mahal itu adalah para ilmuwan LIPI dan peluncuran yang gagal dilakukan para guru besar ITB didukung para mahasiswa ITS di gurun pasir Gunung Bromo, pastilah mereka habis dicaci maki sebagai terbelakang, primitif, tidak profesional, tidak becus manajemen dan masih ditambah korupsi suku cadang konstruksi balon maupun teleskop, sehingga kandas mengangkasa itu. Itu juga akan menjadi bukti bahwa kita memang gemar mencemooh karsa dan karya bangsa kita sendiri!

NOTES: artikel ini dicontek dari blognya Aziyati Dzata Ishma yang baru bikin blog lagi. Sekalian aja silahkan di add biar temannya banyak.  Hehehe...

Minggu, 11 April 2010

Bukti Turunnya Bantuan Allah dalam Perang Gaza - Israel

Ada pasukan lain membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya  pasukan berseragam putih tersebut.

Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al-Qalam, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.

Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterograsi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.

Saat diinterograsi, sebagaimana ditulis di situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.

Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”

Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al Qassam, Multaqa al-Qassami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana, saya cuma sopir ambulan.”

Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih di belakangmu itu kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu”, jawaban satu-satunya yang ia miliki.


Suara tak Bersumber

Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr. Abdurrahman Al  Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-Ayat Allah dalam Jihad Al-Furqan).

Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.

“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helicopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau”, kata pejuang tadi.

Akhirnya sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara, “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu”. Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengatakan hal itu kepada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bernama saya, ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang Mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesuatu yang ajaib terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel mati seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut dengan helicopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat.” Kata Mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang mengatakan , “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beristigfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”

Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga dating dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang hendak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.

Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis, “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.

“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada sekelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka dating.” Jawabnya.

Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tidak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal itu.

Situs Al Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.

“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta”, kata anggota pasukan itu.

Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.

Masih dari Channel 10, seorang Tentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata akan tetapi mereka tidak mati.”

Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?


Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh.

Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian aneh terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah Al Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin itu selamat. Namun, kabel penghubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung  menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi dimana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekedar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “Allahumma kama lam tumakkinna minhum, Allahumma la tumakkin lahum”, yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana Engkau tidak memberikan kesempatan kepada kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman yang tadinya tak berfungsi.

Setelah tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan tersebut, para mujahidin segera melihat lokasi ledakan. Sungguh aneh, ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnya ledakan? Wallahualam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa, “Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah telah member pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.


Merpati dan Anjing

Seorang Mujahid Palestina, menuturkan kisah aneh lainnya kepada situs Filisthin Al Aan (25/1/2009). Saat bertugas di wilayah Jabar Ar Rais, sang Mujahid itu melihat seekor merpati terbang dengan suara melengkin, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel dating menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita keajaiban mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filisthin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor  anjing militer Israel jenis Doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa kurma. Dengan tenang anjing itu memakan kurma, lalu beranjak pergi.


Kabut pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok Mujahid yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu telah menutupi pandangan tentara Israel dan membantu pasukan Mujahid keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah, salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. Ia bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membantu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahidin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar serangan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.

Selamat dengan Al-Quran

Cerita ini bermula ketika salah seoang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengetahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushar al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulan doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri benuknya sudah berantakan.

Kisah ini dikisahkan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009)

Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al-Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hushnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid An Nur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al-Qur’an tetap berada di tempatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ungkapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, “Sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nya lah kami kembali.” (QS Al Baqarah: 155-156).


Harum Jasad Para Syuhada

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo.com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kunyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastic.

Bahkan menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi ruangan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, Mujahid Al Qassam yang juga syahid Karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahmah Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebgaaimana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”


Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda al-huffadz (para penghafal) al-Quran di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan terakhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur  21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kunyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jum’at mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini dimuat oleh Arab Times (7/2/2009).

Terbunuh 1.000 Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza  atas kehilangan nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementrian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak.” Katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi disbanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50.000 kasus kelahiran tercata di Gaza. Dan dalam satu bulan tercatat hingga 3.000 sampai 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Jannuari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50.000 tiap 5 tahun, sedangkan kematian mencapai 5.000.

“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka selama perang Israel-Gaza.

*) Dirangkum dari beberapa sumber